Saturday, July 21, 2018

Dia

Ayah janganlah gundah
Risaumu coba  diruntuhkan
Ragumu coba dirobekkan
Ketakutanmu coba dihapuskan

Ayah,
Apakah kau ingat kaki-kaki kecil yang pernah berlarian riang tak jauh dari kau berdiri?
Ia yang riang, yang tertawa, yang menangis manja saat bersama mu

Kaki itu kini tak lagi berlarian mengelilingi mu
Ia berdiri tepat disampingmu
Membopongmu jika itu perlu

Ayah jangan ada airmata penyesalan
Atas segala kegagalanmu yang telah terjadi
Karena ia tak pernah meminta untuk bertukar hidup dengan orang lain
Ia bahagia dihidupi oleh mu yang luar biasa hebat

Ayah jangan kau merasa paling lemah sedunia
Karena ia berdiri disamping mu dengan begitu kuat dan tegar
Sama seperti dirimu

Ayah jangan meragu
Walaupun ia bukanlah tercipta menjadi laki-laki
Tetapi ia telah kau ajarkan untuk bermental kuat sama seperti mu

Ayah ia disini
Berdiri, dengan cinta dan kasih sayangnya yang tulus
Ia juga akan ada untuk mu

Ayah, ia disini
Berjuang dengan keyakinan
Bahwa,
Aku anakmu
----
Liliana supono
21 Juli 2018

0

Apa

Gundah jika kau sadar napsu dunia tak ada habisnya
Risau jika kau sadar bahwa usia ada batasnya

Kau tahu lilin itu ada masanya
Dan daun-daun ada gugurnya

Kenapa kita selalu menutup mata?
Mungkinkah karena yang terlihat saat ini hanya dunia?

---
Lilianasupono
21 Juli 2018

0

Saturday, May 26, 2018

Angin salah terka

Kau gembita
Menabur irama mengundang
Mengaitkan cerita penuh warna
Kau dipertahankan angin
Hingga ia buta berkelana
Kau sandaran cerita
Berujung kau merobek percaya

Kau sahabat rela berdusta
Salah kah aku bila aku menyebutmu sebagai muka dua??

----
26 Mei 2018
Lilianasupono

0

Angin salah terka

Kau gembita
Menabur irama mengundang
Mengaitkan cerita penuh warna
Kau dipertahankan angin
Hingga ia buta berkelana
Kau sandaran cerita
Berujung kau merobek percaya

Kau sahabat rela berdusta
Salah kah aku bila aku menyebutmu sebagai muka dua??

----
26 Mei 2018
Lilianasupono

0

Wednesday, April 25, 2018

Hampir tengah hari

Waktu sedang berjalan
Berjuta kesibukan telah menyita
Ribuan, jutaan, miliyaran manusia  menghabiskan detiknya
Detik yang lalu, jam yang lalu, itu saat ayam berkokok

Kini matahari mulai menengah
Teriknya kadang menusuk kulit
Ini hampir tengah hari
Menunggu adzan dzuhur?
Atau menunggu sajian nasi?

Dan lelah kali ini akan hilang sejenak dengan kita mengucap syukur
Bahwa kita masih diberikan waktu dan kehidupan
Dan
Selamat menikmati tengah hari
----
26 April 2018
Liliana Supono

1

Tuesday, April 24, 2018

Begitu

Kau derita
Kau lelah
Kau upaya
Kau rasa
Kau bahagia
Kau cinta
Kau buta

Dunia

---
Depok, 24 April
Lilianasupono

1

Tuesday, April 17, 2018

Demi

Gemintang dunia merayu jiwa
Riuh kesibukan membuai mimpi
Dunia, asa, harapan
Ah...aku hanya bisa meraba

Dalam hitungan puluhan aku melupa
Airmata mengering dalam upaya
Entah ku lupa atau jiwa bersandiwara
Yang ku tahu ada jiwa-jiwa yang aku bawa

Dibahuku, ku berat tertatih
Ribuan doa tlah ku tabur pada sepanjang jalan
Kadang pipiku basah, kadang pipiku kering, kala mata dan hati tak sanggup ku tahan
Jiwa-jiwa itu ku harap bahagia
Walau diri rapuh melupa

Aku hanya berpasrah pada Rabb ku,
Pada Nya aku hidup, dan pada Nya aku mati
Andai saja Dia tak memberiku nyawa, akankah kurasakan cinta yang hidup pada utuhnya hati?
Dan aku....tak akan melupa bahwa hidup adalah tulisan amanah dari Nya, Rabb ku yang ku cinta.

-----
17 april 2018
Liliana supono

0

Lepaslah lirih

Aku gemuruh diam tertabuh, legam asa lirih tertatih.
Meniup angin yang tak terbaca, meraih awan yang tak teraba.
Aku kelam jumpa sang kata
Melirik waktu dan tak bernada
Habis sudah upaya buta
Menampik nyata terbuai mata
Aku kelam dalam menepi
Aku, aku.
---
17 april 2018
Liliana supono

0

Tuesday, February 13, 2018

Teh hangat dan hujan

Udara yang menusuk ruang
Memecah gaduh, meleburkan riuh
Berubah menjadi segerombolan khayalan tanpa merongga

Aku hanya disudut
Mengaduk gula dan berdendang kecil
Seperti ada tarian udara yang tak karuan
Dan pikiran ku teracak dengan nuansanya

Teh hangat menyerbu dingin
Seolah tak ada rasa lain yang menusuk kulit
Sedetik aku lupa
Lupa bahwa kau telah jauh menyebar rindu
Dan aku hanya ingin menikmati 1 malam ini, tanpa pikiran dingin ku
Dengan teh hangat saat hujan tiba

--------
29 Januari 2018
Liliana supono

0

Dimataku

Dimataku aku menjadi saksi sebuah kebisuan
Dimulut ku terekatkan oleh perekat yang begitu kuat
Hati sering menjerit namun mencoba menerima

Dimataku ada airmata yang telah mengkristal didalamnya
Kesedihan yang terbendung
Kesendirian yang mengurung

Aku tak sanggup ya Allah
Aku mohon jangan Kau serahkan aku pada diriku sendiri
Karena aku hampa tanpa Mu

---
13 Februari 2018
Hari istimewa yg menyakitkan

0

Monday, February 12, 2018

Penerimaan hati

Aku tak bisa berhenti menatap
Tatapan matamu saat menghangat
Aku terkadang berhenti berpikir
Saat aku lihat senyumanmu dengan dekat

Namun aku merasa, tiada guna berharap
Dan seperti layang-layang yang terlepas
Aku hanya melambung diantara ketinggian

Aku tahu cerita ini sulit
Dan kisah ini rumit
Tapi bisakah kamu menempatkan aku dalam hatimu
Bukan hanya teman saja selamanya?

Bukan aku ingin bermain dengan waktu
Itu bukan aku
Yang aku cari hanyalah kejelasan pasti

Jika kamu berpikir menjadi teman itu baik
Lebih baiklah aku menjadi teman hidup mu
Jika kamu berkehendak aku menghentikan perasaan ini
Aku hanya ingin menjauh darimu
Benarkah keputusan mu? Benarkah itu hatimu? Atau itu hanya keegoisan mu?
Karena yang ku tahu cinta itu baik jika masing-masing saling menerima.

_____
12/02/2018
Liliana supono

0

Thursday, January 18, 2018

Bunga dan rindu

Andai bisa kutitip bunga
Akan kutitipkan pada rinduku
Dan ku antarkan cahaya bulan untuk menyinari kegundahanku

Tidak rinduku tak pernah salah
Yang salah hanyalah aku yang menuainya dalam harapan hampa ku
Dan kamu masih tetap disana bukan?
Walau aku tak ada dihatimu

---
18/01/2018
Liliana supono

0