Tuesday, December 26, 2017

Aku dan sepotong rindu

Pikiran memburu
Khayalan menyergap
Rongga-rongga harap membesar dan membeku

Tidak aku
Tidak pikiranku
Semuanya sibuk menuduh
Seperti ada yang ingin disalahkan
Tapi tak ada yang ingin disalahkan

Gumpalan rasa sudah membatu
Iya hanya ingin jumpa menyatu
Tapi kenyataan tak jua menyambut

Ah, sudah berapa pagi dan berapa malam
Warna hari nampaknya masih sama
Aku masih disini
Tertegun melihat burung-burung terbang berpasangan
Dan kadang aku berpikir
Apakah rinduku ini berarti?

-----
26 Desember 2017
Liliana supono

0

Monday, December 25, 2017

Jarak dan jari

Lama kita tidak berjumpa
Jejeran upaya telah aku lakukan agar kita berjumpa
Tapi sayangnya, seperti tak ada niat darimu untuk kita bisa bertegur sapa
Kadang kini aku hampir saja lupa wajahmu dan suaramu

Aku mencoba berkali-kali untuk whatsapp dirimu
Tapi yang kudapat hanya balasan dingin
Seolah tak ada niat untuk menyapaku kembali

Antara jarak dan jari
Sepertinya mudah
Namun ini sulit untukku mengerti
Mungkin ini yang harus aku terima dan mencoba untuk lebih memahami
Bahwa, semua telah jauh berubah

---
25/12/2017
Liliana supono

0

Sunday, December 24, 2017

Tidak tahu

Aku ingin mencari kata dari ribuan detik yang ada
Ku pikirkan tapi tidak jua ku dapatkan
Rasanya tidur, makan, minum seperti hamparan kegiatan yang kosong
Berharap kata-kata indah mengisi lembaran-lembaran kertas

Aku berkeliling seperti mencari sesuatu yang mengasyikan
Tapi kejenuhan tidak lagi mampu mendatangkan kata
Ah lagi-lagi jenuh
Bukankah jenuh itu bentuk jiwa yang kurang bersyukur?
Ya mungkin aku harus lebih banyak lagi bersyukur

---
24 Desember 2015
Liliana supono

0

Friday, December 22, 2017

Baju dan nasi basi

Antara jalan penuh bising
Dan perkampungan penuh rumah kusam
Begini cerita
Dan itupun cerita
Diantara napsu-napsu altar dunia
Mana yang peduli mana yang acuh
Sebagian membangun ceritanya masing-masing
Maha karya Illahi tak lagi dipedulikan
Atau jiwa-jiwa telah melemahkan pintu hati?
Jejeran barang mewah seperti permata yang diidam-idamkan
Dan seruan rukun iman ditelantarkan
Hati yang lusuh seperti kain usang
Yang dipakai setiap hari bagai kebanggaan
Dimana manusia, dimana hewan
Banyak terlihat sama
Pikiran yang membusuk bagai nasi basi
Digunakan seperti tak pernah ada arti
Saling menindas, mencaci, merebut
Hampir-hampir si miskin menuju mati
Dan si kaya meraup bahagia
Itu hanya soal mereka
Inilah kehidupan
Dari jejeran cerita dan derita
Dari taburan bahagia dan tawa
Kita diantara yang mana?
------
23 Desember 2017
Liliana supono

0

Harusnya aku

Aku tak bisa memungkiri rasa perih
Namun ribuan detik terkadang membuat ku berfikir
Bahwa mungkin aku memang tak pantas disamping mu
Atau kamu yang mungkin tak akan sanggup jika bersama ku

Jika jalan ini berbeda untuk kita
Dan kau yakin bukanlah aku orangnya
Aku harus rela melepaskan harapan ku

Mungkin detik-detik yang lampau aku selalu disamping mu
Jangan lupakan itu
Karena aku hanya ingin kamu bahagia dengan hidup mu
Sekarang atau nanti

Walau seribu tanya kadang membuatku bersedih
Tapi aku harus sadari bahwa harapan adalah bentuk bahagia dan luka
Bahagia bila itu terwujud
Dan luka bila itu tak akan pernah terjadi

-----
23 Desember 2017
Liliana supono

0

Rumit

Ku jemu merangkai kata
Membuang tinta pena atau mengetiknya dengan jemari
Aku jemu merubah mimpi
Merangkainya menjadi kata-kata yang seolah tak berarti

Aku jemu beralaskan ribuan alasan
Dimana tanya menghardik telinga
Dan mulut rasa kelu menjawabnya, apalagi hati yang tak bisa menahan rasa

Aku jemu menanti hari
Menghitungnya dengan jemari
Padahal itupun belum juga pasti
Dan rasa sedih mungkin saja kembali

Aku lelah menelusuri jalan
Dimana siang terkadang menyengat kulit dan seolah bertanya "hei sedang apa kau disini?"
Dan suara kenalpot dijalan yang seolah mengejek ku

Semua terasa seperti kosong
Tapi aku masih berjalan
Berharap Allah Subhanahu Wata'ala memberikan jawaban atas segalanya

-----
22 Desembee 2017
Liliana supono

0

Bara hilang asa

Pernah kah kau membuat bara api menyala?
Pernahkah kau memadamkan bara api yang memerah?
Pernah kah kau melihat tak akan ada kehangatan saat bara telah benar-benar padam?

Ya, itulah sesuatu yang telah terjadi
Saat harapan telah sirna
Saat keinginan tak terjadi

Jiwa-jiwa yang melemah
Jiwa-jiwa yang dingin
Jiwa-jiwa yang rapuh

Bisakah bara menyalakan kembali apinya yang telah hilang?

---
22 Desember 2017
Liliana supono

0

Thursday, December 21, 2017

Harusnya kau tahu

Kau tahu menunggu itu menjemukan?
Kau tahu sendiri itu menyedihkan?
Kau tahu memutuskan untuk sendiri itu sangatlah berat?
Kau tahu melepasmu itu menyakitkan?
Ya harusnya kau tahu itu

Jika hitungan tahun telah berdebu
Itu berarti harapan sudah mulai usang
Jika buku diary sudah lama tak tertulis
Itu berarti memory tak lagi ingin dikenang

Kau tak bergeming
Kau sibuk dengan hati mu
Kau sibuk dengan pilihan mu
Kau sibuk, iya kau sibuk dengan cara pandangmu

Benar bila aku bukanlah seorang yang sempurna
Mungkin benar bila aku akan kalah dengan ratusan wanita yang kau kenal
Aku merasa tak berarti
Ya tak berarti jika disisimu, tak berarti jika aku menemanimu

Jika harapan ini suatu saat tlah milik orang lain
Berarti aku tak sanggup lagi menantikan tangan mu
Dan, harusnya kau tahu.

21 Desember 2017
-----
Liliana supono

0

Wednesday, November 22, 2017

Ini hari apa?

Detik sudah berjuta-juta
Tapi aku masih disini
Menanti yang belum pasti
Berusaha bangkit dari sesaknya duniawi

Aku lupa sudah berapa kali aku bertahan
Dan aku lupa sudah berapa kali aku terpuruk

Ini hari apa?
Bagiku sekarang tiap hari adalah sama
Sama-sama berdoa dan berharap
Itu saja
----
23 November 2017
Liliana supono

0

Dingin

Pekat penuh harap
Sesak penuh tanya
Perih penuh rindu

Aku menyerah tanpa daya
Atau aku pasrah karena merana?

Bagai hujan disiang hari
Harusnya terik tapi dingin menyelimuti

Aku kelam dalam rasa
Aku menyerah dalam cinta

---

23 November 2017
Liliana supono

0

Tuesday, November 21, 2017

Selimut tanya

Aku tak dapat menyapamu dalam kelamku
Pun aku tak dapat bertemu dengan mu dalam harap ku
Antara waktu yang terus berlalu
Aku tak dapat menahan segala gundahku

Mungkin saja cahaya bulan belum sampai kekamarku
Atau aku yang hanya mengubur diri dalam harapan busuk ini

Aku tau harapan ini adalah salah
Tapi pernahkah kau jua rasakan
Perasaan sesak mengikat saat kau sadari  kenyataan ini begitu pahit?

Aku terselimuti berbagai pertanyaan
Tapi ada satu pertanyaan yang tak bisa hilang
Akankah kulihat dan kudengar senyum dan tawamu lagi?

--
21/11/2017

Liliana supono

0

Sunday, November 19, 2017

Jalan

Aku tahu lurus itu belum tentu baik
Aku tahu berliku belum tentu rumit
Aku tahu yang cepat belum tentu tepat

Adalah waktu terkadang menyikap semua harapan
Padahal harapan tak pernah salah untuk hadir
Dan aku tiada salah dengan rangkaian kebosanan

Setiap untaian kata terkumpul seperti jamur
Kian hari dan lambat laun, setiap cerita hadir menumpuk dalam ingatan
Tawa, suka, duka, air mata seperti tanaman yang tak mati dan tak akan layu

Setiap kali aku menengok kebelakang
Terkadang membuat ku tersenyum dan berpikir bahkan itu semua telah ku lalui
Tapi, setiap aku melihat kedepan aku berpikir bisakah semua ini ku lalui?

Jalan tempat aku bergerak melangkah terus atau mundur,
Perjalanan sesuatu yang membuat ku termenung, seberapa seringkah aku bersyukur dengan semua ini?

------
19 November 2017
Liliana supono

0

Wednesday, October 4, 2017

Bagaimana lagi?

Aku duduk menatapi layar laptop
Menatap kosong
Aku menekaj beberapa tombol keyboard
Tapi segera kuhapus

Aku tak tahu apa yang akan kutulis
Sepetik rangkaiaj kata seolah hanyalah sampah
Atau aku yang mulai mengacak memori ku sendiri?

Aku tak tahu lagi apa yang harus kutuangkan
Secangkir kopi tak lagi menyulut perasaan dan harapan

Ide seperti air putih
Yang kuminum tapi rasanya hambar
Yang ada dipikiran rasanya seperti benang kusut

Lalu bagaimana lagi?

---
Ketika tak ada ide
4 Oktober 2017

0

Sunday, September 24, 2017

Segelas teh

Aku menanti di suatu sisi
Pada ruang yang damai bercahaya teduh
Mungkin gaduh
Ah, tapi ini hanya perbincangan beberapa orang

Aku mencari sepotong senyuman
Satu-dua jam
Aku menanti tanpa kepastian
Dan aku mengaduk-aduk kerisauan dalam sebuah gelas

Secangkir teh yang begitu dingin dan manis
Tetapi terasa begitu hampa
Hingga aku sadari
Berhargakah penantianku ini?

-----
Lilianasupono
24 September 2017
Inspirasi dari segelas teh dalam perbincangan dengan 2 orang teman

0