Thursday, December 10, 2015

Guratan senyuman

 Lihat matahari mulai bersandar menepi
Menanti senja ditengah lelahnya
Burung-burung hanya terbang pergi
Waktunya menuju sangkar

Ada yang tersirat dari mata yang buram
Ia datang membawa senyum ditengah duka
Hati nya gundah dibawa kelana
Tak ada upaya berlari seperti angin

Aku dengar dalam nada tawanya
Seperti rintihan yang ditutupinya
Ia membanting ragunya dalam harapannya

Berharap pagi datang kembali
Tetapi rupanya pagi telah pergi
Ia tetap disini
Bersama kami

Kadang tawa menjadi topengnya

Ia mungkin lelah
Dan aku tahu
Guratan senyumnya
Seolah kebohongan hatinya yang perih

Dan dia tetap disini bersama kami
Memperjuangkan kehidupan kami
Dan dia tetap disini
Dengan cintanya yang akan abadi

----
Jakarta
05/05/2015
Liliana Supono
---------------------------
@Lilianasupono

untuk ayah ku, dan aku tahu lelah itu

0

Wednesday, November 11, 2015

Seperti ini, dalam diamku

Aku mencintaimu

Dari jarak yang kau tak mengerti

Aku selalu bahagia saat melihat mu

Dari sisi yang kau tak pahami

 

Bagaimana aku bisa bicara

Tentang rasa yang mungkin tak pernah kau raba

Sedang yang benar untuk wanita adalah diam

 

Apakah ini adalah kesalahan?

Tentang mengagumi didalam hati?

 

Bayangmu selalu menghantui

Dimanapun. Dan kapanpun

Dan ini adalah sebuah kesalahan bagiku

 

Kesendirian kita adalah ibadah

Kadang menapik kenyataan adalah pilihan

Biarlah semua ini menjadi perjalanan hati

Dan biarlah airmata menjadi sebuah doa

Dan seperti inilah rasa cintaku, untuk mu

 

11/11/2015
--------
Liliana supono

0

Cinta tak semudah itu

Hati tak sebecanda itu

Yang kau tangguhkan lalu kau tinggalkan

 

Waktu tak semudah itu berlalu

Yang kau datang juga pergi

 

Tidak, kau terlalu baik untuk kupersalahkan

Tapi ini terlalu pahit untuk ku mengerti

 

Hati bukanlah permainan bowling

Yang kau gulirkan lalu kau menang

Dan setelah itu kau gunakan bola lain

 

Cinta tak semudah itu

Yang kau rajut lalu kau hancurkan dengan kepastian yang hampa

 

Tidak, kau terlalu baik untuk kupersalahkan

Tapi, cinta ini juga tak ingin lagi kumengerti

 

Cinta tak semudah itu
------
10/11/2015
Liliana Supono

0

Cinta tak semudah itu

Hati tak sebecanda itu

Yang kau tangguhkan lalu kau tinggalkan

 

Waktu tak semudah itu berlalu

Yang kau datang juga pergi

 

Tidak, kau terlalu baik untuk kupersalahkan

Tapi ini terlalu pahit untuk ku mengerti

 

Hati bukanlah permainan bowling

Yang kau gulirkan lalu kau menang

Dan setelah itu kau gunakan bola lain

 

Cinta tak semudah itu

Yang kau rajut lalu kau hancurkan dengan kepastian yang hampa

 

Tidak, kau terlalu baik untuk kupersalahkan

Tapi, cinta ini juga tak ingin lagi kumengerti

 

Cinta tak semudah itu
------
10/11/2015
Liliana Supono

0

Saturday, August 15, 2015

Rapuh

Rapuh aku pada peluh ku
Lemah aku pada angan ku
Menarik asa menuai duka
Luka tak yang ditoreh oleh angin

Orang-orang ramai bercerita
Aku sepi dalam ruang tak bercahaya

Nyawaku tak bangkit dari sini
Tapi ragaku kencang berlari

Pohon yang tak mudah mati
Namun daunnya selalu mengering
Terkadang disitulah aku duduk menepi

Rapuh aku dalam waktu ku
Lemah aku pada angan ku

Andai ada yang mengajak ku berlari dan terbang ke langit yang biru
Membuka mata tentang mimpi
Menyadarkan jiwa tentang harapan
Hariku akan jadi taman surgaku

----
7/7/2015
Liliana Supono
0

Yang ada kini

Ada yang tersisa
Butiran kenangan itu

Ada yang tertinggal
Tetesan maaf itu

Ada yang terlupa
Lukisan senyum ku dan terima kasih ku
Untukmu

Tapi entah
Kini
Itu telah berlalu
Karena kita telah berpisah jauh
Selamanya

04/06/2015
-----
Liliana supono
2

Wednesday, July 22, 2015

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu
Ditengah hembusan angin pagi
Hingga
Bulan dan bintang menyapa

Aku merindukanmu
Entah bagaimana kau bisa tahu
Cinta yang berkembang
Ketulusan yang tersusun

Aku merindukanmu
Ditengah bisingnya hari

Cinta yang tumbuh
Tak juga sirna
Sejak hari terakhir itu
Rinduku belum juga hilang

Aku merindukanmu
Hingga bulanpun tak pernah tahu


----

20/07/2015
0

Sunday, July 5, 2015

Perubahan itu proses 2

Sebuah proses tanpa orang-orang yang mendukung prosesnya tidak akan mampu berjalan. Namun perubahan tanpa inisiatif untuk berubah malah akan menjadi sesuatu yang nihil dan tidak mungkin. Jadi perubahan butuh orang yang mendukung serta niat pribadi untuk tetap terus berubah.

Kali ini saya akan menceritakan proses titik temu saya dengan dua hal itu.

Sebelumnya saya adalah orang yang selalu berjalan ya seiring waktu berjalan saja. Sebelumnya saya selalu berdoa agar mendapatkan seseorang entah teman,entah kakak, entah pendamping hidup kelak yang mampu membimbing saya menuju jalan yang jelas, ya bisa dibilang saya butuh seseorang yang memberikan cahaya, seperti lampu pilip yang terangnya terus-terusan :p

Eittsss jangan nangis dulu yak, karena saya belum cerita lebih dalem, siapin dulu aja tisue nya untuk baca yang selanjutnya.

Jujur saya adalah typical orang keras kepala, karena lingkup saya membuat saya terkadang membuat inisiatif ini itu, kalau saya bilang a maka a, tidak mudah digoyahkan dengan prinsip orang lain. Saya dulu punya prinsip "dunia lu ya dunia lu, enggak usah lu bawa gue kedunia lu. Gue udah asik sama dunia gue." Parahkan?

Eits...sabar dulu coy...ini saya mau cerita dulu ya cerita soal saya baru lulus SMK di tahun 2009.
Jadi begini, saya baru mengenal dunia internet pada saat saya PKL kelas 2, saat itu saya diajarin oleh teman yang saya kenal waktu ditempat PKL, saya diajarkan apa itu email, apa itu sosial media, apa itu blog. Terus saya ikut milis soal internet marketing, setiap orang yang saja ajak chat bukan untuk genit-genitan seperti anak remaja lain, tetapi untuk menyerap ilmu dari mereka-mereka, asik kan? Nah baru deh pas lulus-lulus sekolah saya ikut komunitas Depok Blogger (Deblogger) informasinya saya dapat dari komentar di salah satu blog saya (lupa yang ini atau yang mana ya), kebetulan komunitas itu baru lahir, saya daftar sendiri dan datang sendiri ke grand lauchingnya di Oh lala cafe-Depok yang sekarang jadi apa ya di MargoCity (enggak pernah engeh yang sekarang), niat awal saya ikut itu adalah untuk bergaul dengan orang-orang banyak, merubah pola pikir, merubah cara berkomunikasi intinya ada niat untuk merubah diri. Bak orang bego datang sendiri terus sampe kopdar selanjutnya, waktu itu saya masih paling muda, paling bokek sampe bingung kalo mesen makanan di kafe harus nabung dulu sebelumnya demi kopdar, mau keluarin 17 ribu aja berasa loh, karena kebetulan saya juga dari ekonomi yang sederhana, jadi semasa belum kerja yaaa gitu deh....

Waktu berlalu, terus berlalu, saya makin belajar banyak hal dari komunitas itu, sampai akhirnya tahun 2010 saya bertemu satu gadis yang tampilan nya dari awal saya lihat gadis itu beda banget, kelihatan aura baik dan solehah nya beda kayak saya ..."dah aku mah apa atuh cuma balokan keju". Dia gadis yang ramah juga, dari pertama kali kenal dia asik diajak ngomong. Usia kita terpaut 2 tahun, seharusnya saya panggil dia kakak atau Mbak, tapi dia tidak pernah mau....alhasil sapaan kita berdua ditambah "jeng" udah kayak ibu-ibu arisan yak? hehehehe. Nama gadis itu.... Yunita Diskariani, sekarang dia buat nama pena Yunita Jasmine.

Waktu pun terus berjalan...kita makin deket brow...makin lama saya menemukan satu prinsip yang sama dengan dia, "anti pacaran". Waktu itu saya belum berjilbab, masih keliatan agak ganteng dan metal. Saya anti pacaran karena niat saya untuk menjaga diri, aneh kan orang tomboy dan enggak jilbab punya prinsip kayak begitu?
Saya sering main dengan dia, sering tanya ini itu soal agama, kadang kalau lagi galau-galaunya saya curhat sama dia dan minta pendapat secara islami gitu...dia pendengar yang sabar dan menjelaskan tanpa harus seperti orang yang lain nya yang keliatan "sok suci" (dulu saya selalu punya jargon itu kalau menghadapi orang yang ngasih pendapat tapi kayak gimana gitu ya kesan nya menggurui nya enggak enak banget). Dia enggak pernah menyuruh saya untuk menggunakan jilbab, tapi sikap/sifat/perbuatannya membuat saya tertarik dan berpikir "ketenangan jiwa nya kepancar banget".

Makin hari virus baiknya makin menular ke saya, jiwanya menjadi sosok yang selama ini saya cari, teman yang membimbing adalah sosok teman yang saya cari. Lama kelamaan saya terus berpikir, bahwa kalau seandainya saya berjilbab akan kah saya bisa lebih dekat dengan Allah?
Taaapi....saya tidak suka kalau jilbab dipakai hanya pada moment-moment tertentu saja, intinya saya tidak suka jiwa yang setengah-setengah, dan waktu itu saya masih berpikir kalau memperbaiki diri dulu baru berjilbab.
Karena selama itu jiwa saya terobang-ambing ditengah ketidak pastian. Alhasil klimaks dari pertanyaan itu membuat saya memutuskan saya untuk memantapkan diri untuk berjilbab di akhir tahun 2012. Saya bilang ke Jeng Nita (panggilan dari Yunita), dia begitu senang, dan menemani saya ke Tanah Abang berburu jilbab-jilbab murah, baju lengan panjang, bergo yang menutup dada. Lumayan modalnya melebihi 300 ribu (walau masih baru beberapa item).
Nah malam tahun baru 2013, saya menginap di rumah Jeng Nita, sebelum kerumah nya saya membawa baju lengan panjang saya dan beberapa jilbab, rencananya saya ingin belajar menggunakan jilbab dengan doi. Nah malam tahun baru dia baru bilang kalau besok nya dia ada pertemuan dengan teman-teman LQnya, saya juga waktu itu bingung LQ itu apa, dulu saya nangkepnya kayak wadah pengajian rutin gitu. Alhasil hari esoknya  saya ikut dengan Jeng Nita, bertemu dengan teman-teman LQnya di DMall, berharap bisa tau LQ itu kayak gimana sih... ternyata disitu salah satu temannya ada yang ulang tahun, alhamdulilah saya dapat makan gratis ditahun baru...makasih ya buat yang traktir waktu itu...dan...tanggal 1 Januari 2013 adalah hari pertama saya menggunakan jilbab. Hari-hari saya pun menggunakan jilbab, kewarung menggunakan jilbab, ada tamu y.ang bukan muhrim saya buru-buru lari-larian ambil jilbab.

Dan....perubahan selanjutnya...bersambung :)
2

Thursday, July 2, 2015

Perubahan itu proses 1

Perubahan, apa yang kita pikir tentang perubahan? Apakah perubahan butuh waktu yang singkat?
Jika saya ditanya seperti itu maka saya akan menjawab bahwa perubahan adalah suatu hal yang dilakukan dengan proses yang tidak singkat dan ditujukan untuk menjadi sesuatu/orang yang lebih baik daripada sebelumnya.
Apakah banyak orang/sesuatu yang berubah menjadi lebih buruk daripada sebelumnya? ya banyak. Segala perubahan dapat berbentuk hal yang positif dan negatif, tergantung seberapa kuat dan sanggup hal/orang itu bertahan dari segala kondisi. Tujuan adalah faktor penting untuk menjadi indikator sebuah perubahan.
Kali ini saya akan curhat kecil tentang perubahan saya, hmmm bisa dibilang cerita banyak sih..hehehehe tapi disugestikan saja yak kalau saya curhat kecil, biar enggak bete bacanya.

Jadi begini, ehemmmm... saya memang bukan wanita yang baik banget sih....baik juga...hmmm enggak tahu ya biar orang yang menilai. Tetapi dulu saya adalah cewek yang tomboy, walau saya suka juga main-main an cewek semasa kecil dan kenal make up, tapi saya malah lebih suka berpenampilan selebor. Dulu saya seperti ini(maaf tidak bisa memunculkan foto yang dulu): kaos oblong, rambut uwek-uwekan, enggak peduli sama bau badan, enggak peduli sama rapih nya pakaian yang digunakan, gelang karet ala cowok, sepatu levis, sepatu kets. Ada alasan kenapa saya selebor yaitu: gaya cowok lebih simple dan lebih hemat uang, saya tidak suka dilihat seperti cewek lain yang inginnya dipuji sebagai cewek cantik dan dilihat oleh laki-laki karena kecantikan, karena saya cuek. Jadi saya sering banget tuh dijalan dipanggil "mas", saking ganteng nya saya kali yak. hahahaha

Saya berubah setahap demi setahap, dan itu dimulai sejak saya bekerja di perusahaan swasta dari tahun 2010 hingga sekarang. Tahu sendirikan cewek tomboy itu kayak apa??? yess tepat sekali, cewek tomboy itu slebor, sampai dikantor saya selalu selebor, rambut diikat se kena nya, dan kebetulan rambut saya dulu keriting dan tebal, jadi kebayang kan kayak gimana rupanya? soal parfum dan deodorant, saya pakai sekenanya tapi tidak berusaha mencocokan dengan jenis kulit dan keringat, alhasil baru beberapa jam itu wangi badan sudah berputar disekeliling, jadi malu...hehehehe
Kebetulan, teman-teman kerja saya care, mereka banyak protes soal parfum saya, saya menerima kritik mereka, sampai-sampai waktu itu dalam sebulan saya 4 kali beli parfum karena menurut mereka tidak cocok dengan saya.
Waktu berlalu, saya terus menerus coba sana-sini parfum dan deodorant yang cocok, alhamdulilah dapet juga, dan keadaan wewangian yang agak aneh itu perlahan mulai hilang, bisa dibilang jauh lebih mendingan enggak bikin orang dan diri sendiri mabok hehehehe. Nah tapi belum sampai disitu, soal rambut belom loh....
Itu rambut yang uwek-uwekan masih berlanjut bertahun-tahun sampai akhirnya pertengahan tahun 2012 saya dipaksa oleh mantan supervisor untuk memotong pendek rambut saya, karena type rambut saya mekar seperti kerupuk saat kondisi panas..jadi saya memutuskan untuk smoothing rambut saya, saya jauh-jauh ke salon langganan di ciledug demi penampilan yang baik, tapi naas saat pulang saya harus menggunakan helm dan terkena hujan badai(perjuangan banget), alhasil rambut saya ujungnya malah naik. Saya frustasi, akhirnya saya coba menggunakan seledri dan ganti lagi menggunakan sari santan+jeruk nipis untuk meluruskan secara alami, hasilnya jauh lebih baik.

Dan....perubahan saya selanjutnya...tunggu dicerita saya berikutnya, bersambung :)
0

Wednesday, July 1, 2015

Embun pagi

Decak kagum telah goyahkan ragu
Lantas bahagia dengan cepat melagu
Desir mimpi membuai lembut
Mengikis relung noda kenangan

Dia datang seperti lentera
Membuka jendela yang telah berdebu dalam jiwa
Melebur bayang indah bahagia

Namun, seperti tiada arti jiwa menunggu
Hati yang tak pasti terayu

Aku ingin seperti angin sejuk untuk mu
Berhembus sejuk disamping mu tak kala jiwa mu lelah
Aku ingin seperti pohon yang menjadi sandaran mu tak kala kaki mu mulai melemah
Dan
Biarkan airmataku menjadi embun pagi
Agar kau tak lihat perih hati

Biarkanlah hati mendayu
Walau jiwa mu tak pernah tahu.

21/05/2015
--------
Liliana Supono
0

Saturday, January 24, 2015

Sepetik noda

Betapa buruknya aku
Memendam kematian  didalam jiwa

Aku hidup dikelilingi benci
Seperti anjing yang sedang berteriak di tengah malam,
Aku merintih sendiri
Seperti kucing dipinggir jalan,
Aku menepi sendiri

 
Siapa yang mau mendekati orang yang buruk ini?
Bahkan lalat pun tak sudi untuk bersama

Beribu luka kubawa berlari
Beribu hina kubawa menari

 
Aku hidup diantara api
Dan tumbuh bersama caci
Hidup yang menaparku
Mati yang menyiksaku

Kematian bukan inginku
Tapi aku hidup bagai mayat hidup
Berjalan tak tau arah
Tersenyum tetapi terus menangis

 
Aku seonggok hina
Tetapi aku merasa masih manusia

 
Seandainya maaf bisa tersebar ke segala penjuru dunia
Tanpa aku harus berteriak pada angin
Mungkin aku akan bahagia

 
Tuhan,
Ku mohon beri aku kesempatan untuk hidup sebenarnya hidup
Dan mati sebenarnya mati

==

24/01/2015
Liliana Supono

0