Sunday, December 21, 2014

Sahabat terbaik

Aku terkadang merasa sendiri dalam perjuangan
Tapi saat aku lelah, saat aku sedih
Aku terkadang menceritakannya pada seorang sahabat
Tapi ketika ia meneteskan airmatanya, aku berhenti bercerita

Ia terkadang meminta maaf karena tidak dapat memberikan kebahagiaan untuk ku
Saat itu aku hanya terdiam
Dan tahukah? Bahwa kebahagiaanku adalah cukup senyuman mu

 
Kadang ada saja kalimat kasar dan cekcok kecil dengan nya
Dia terkadang hanya terdiam
Jika terlalu, ia pula menangis
Saat itu aku terdiam dan berpikir
Betapa kurang ajarnya aku sebagai seorang teman

 
Terkadang pintanya kecil
Tapi harapannya begitu besar
Tapi itupun ia sembunyikan di sela-sela doanya

Dia sering bercerita tentang kisah kecil aku dan kakakku
Dia bilang dulu kami adalah anak-anak yang lucu dan menggemaskan

Sekarang, sahabat ku itu sudah menua
Kerutan-kerutan terlihat di sudut wajahnya
Rambutnya mulai memutih
Dan badannya tidak sekuat masa mudanya dahulu

Tapi sampai sekarang pun dia tetap menjadi sahabat yang terbaik
Mencoba mengerti, memberikan kebebasan untuk kami untuk berkarya
Sungguh, ia adalah sabahat terbaik ku
Dan ia adalah
Ibu

 

====
Untukmu ibu
Jakarta, 22/12/2014
Liliana Supono

 

0